Header Ads

ads header

Breaking News

Mengenal Muharram dan bagaimana memperingati 1 Muharram atau Tahun Baru Islam di Masa Pandemi

 


1 Muharram diperingati sebagai Tahun Baru Islam  oleh seluruh umat Islam. Setiap tahunnya berbagai bentuk kegiatan  dilakukan untuk menyemarakkan Tahun Baru Islam. Sedikit cerita dibalik bulan Muharram dan 1 Muharram. Muharram sendiri yaitu bulan pertama di kalender Hijriah seperti halnya bulan Januari yang merupakan bulan pertama, sebagai masa yang baru atau tahun yang baru diharapkan untuk seluruh umat Islam dapat menjadi pribadi yang lebih baik dari tahun sebelumnya.

Dahulu pada zaman Jahiliyyah pada saat Islam datang, orang-orang Arab menandai bulan Muharram dengan mengingat terjadinya beberapa peristiwa besar pada bulan itu seperti  munculnya pasukan gajah dibawah pimpinan Abrahah yang akan menghancurkan Ka’bah, terjadi perang Fijar dan Rasulullah menerima wahyu pula pada bulan Muharram.

Pada tahun ke 3 pada masa pemerintahan khalifah Umar bin Khattab kurang lebih tepat sekitar 6 tahun setelah Rasulullah wafat. Kala itu terjadi suatu permasalahan oleh pejabat pemeritahan yaitu ketiadaan angka tahun. Umar bin Khattab pun melakukan musyawarah dengan para sahabat seperti Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib dan lain sebagainya. Hasil dari musyawarah tersebut adalah menerbitkan sebuah kalender Islam (Kalender Hijriyah).

Usman bin Affan mengusulkan bulan Muharram sebagai bulan pertama dengan beberapa alasan. Salah satunya yaitu pada bulan Muharram muncul tekad untuk hijrah ke Madinah dan setelah bulan Dzulhijjah terjadi Bai’at Aqobah II, selain itu orang-orang Arab sejak dulu menganggap bulan Muharram adalah bulan pertama. Kemudian disepakati untuk menetapkan bulan Muharram sebagai bulan pertama pada Kalender Hijriyyah. Sejak saat itu 1 Muharram diperingati sebagai Tahun Baru Islam. (Sumber : alghaissan channel)

Bulan Muharram termasuk salah satu  Al-Asyhurul Hurum yaitu bulan Allah yang dipenuhi dengan kemuliaan, seperti dalam Q.S At-Taubah ayat 36 :

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Artinya : Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa.

Dari ayat tersebut Allah menganjurkan kepada kita untuk selalu berbuat baik, tidak memerangi diri sendiri atau orang lain untuk menciptakan perdamaian dan kesejahteraan satu sama lain pada 4 bulan yang ditentukan salah satunya pada bulan Muharram.

Pada tahun 2021, Tahun Baru Islam tepat pada tanggal 10 Agustus dan masih dalam masa pandemi. Memperingati Tahun Baru Islam pada masa pandemi ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Biasanya diperingati dengan mengadakan tabligh akbar, lomba-lomba dan berbagai kegiatan meriah lainnya. Akan tetapi pada masa pandemi seperti ini dapat memperingati Tahun Baru Islam dengan berbagai cara yaitu meningkatkan ibadah kita seperti mengerjakan solat wajib dan solat sunnah, puasa, mengaji, belajar dan melakukan perbuatan-perbuatan baik lainnya, karena pada bulan ini amalan-amalan pahala kita akan dilipatgandakan oleh Allah SWT. Dan ibadah-ibadah tersebut dapat kita lakukan dirumah bersama keluarga dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Akan tetapi hal yang paling penting adalah amalan-amalan seperti solat, puasa, mengaji dan lain sebagainya harus selalu dikerjakan tidak hanya pada bulan Muharram atau hanya untuk memperingati Tahun Baru Islam saja.

 

Penulis : Ustadzah Fiqi

Tidak ada komentar